CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk
mengidentifikasi validasi yang perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian
terhadap aspek kritis dari kegiatan yang dilakukan. Perubahan signifikan
terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang dapat mempengaruhi mutu produk
hendaklah divalidasi. Validasi merupakan tindakan pembuktian dengan cara yang untuk
dilakukan karena dengan validasi ini kita dapat mengetahui kesesuaian suatu
metode analisis dengan tujuan penggunaannya (Badan POM, 2006).sesuai bahwa tiap
bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi maupun pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan (Badan POM, 2006).
Tujuan utama yang harus dicapai oleh suatu
laboratorium pengujian adalah dihasilkannya data hasil uji yang absah (valid).
Secara sederhana hasil uji yang absah dapat digambarkan sebagai hasil uji yang
mempunyai akurasi dan presisi yang baik. Pada proses analisis, disamping
pengujiannya harus dilakukan oleh tenaga kerja yang telah diberikan pelatihan
dengan sarana dan prasarana yang menunjang, penggunaan metode yang valid juga
memegang peranan penting agar diperoleh data yang dapat dipercaya (valid).
Untuk mengetahui suatu metode analisis valid atau tidaknya dapat diketahui
melalui validasi metode analisis atau analytical method validation.
Validasi metode
analisa atau analytical method validation menurut SNI 19-17025-2000 adalah
konfirmasi pengujian dan pengadaan bukti yang objektif bahwa persyaratan
tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi. Validasi metode analisa bertujuan
untuk membuktikan bahwa semua metode analisa yang digunakan dalam pengujian
maupun pengawasan mutu, senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara
konsisten.
Validasi biasanya diperuntukkan
untuk metode analisa yang baru dibuat dan dikembangkan, sedangkan untuk metode
yang memang telah tersedia dan baku namun metode tersebut baru pertama kali
akan digunakan di laboratorium tertentu, biasanya tidak perlu dilakukan
validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi mirip dengan validasi
hanya saja parameter yang dilakukan tidak selengkap validasi (Riyadi, 2009).
Validasi metode analisa dilakukan untuk semua
metode analisa yang digunakan untuk pengawasan kegiatan produksi. Dilakukan
dengan semua peralatan yang telah dikalibrasi dan diuji kesesuaian sistemnya
dan menggunakan baku pembanding yang sudah dibakukan dan disimpan di tempat
yang sesuai. Suatu metode analisa perlu divalidasi apabila :
* Suatu metode tersebut harus dikembangkan untuk suatu permasalahan
yang khusus,
* Metode yang selama ini sudah rutin direvisi untuk suatu
pengembangan atau diperluas untuk memecahkan suatu permasalahan analisa yang
baru,
* Hasil quality control menunjukkan bahwa metode yang
sudah rutin tersebut berubah terhadap waktu,
* Metode rutin yang digunakan di laboratorium yang berbeda atau
dilakukan oleh analis yang berbeda atau dilakukan dengan peralatan yang
berbeda.
Menurut USP, parameter-parameter
dalam validasi metode analisis yaitu :
1. Akurasi (Kecermatan)
Ukuran
yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang
sebenarnya. Akurasi dinyatakan dengan persentase perolehan kembali (recovery).
2. Presisi (Keterulangan)
Merupakan
ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai
simpangan baku relatif.
3.
Spesifisitas
(Selektifitas)
Parameter
ini untuk melihat ada atau tidak adanya interfensi dari excipients terhadap respon dari analit.
4.
Linearitas
Merupakan
kemampuan suatu metode analisis untuk menunjukkan hubungan secara langsung atau
proporsional antara respons detektor dengan perubahan konsentrasi analit.
5.
Batas Deteksi (Limit of Detection/LOD)
Merupakan
konsentrasi terkecil dari analit yang masih dapat terdeteksi dari suatu metode
analisa.
6.
Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation/LOQ)
Merupakan
konsentrasi terkecil dari analit yang masih dapat terkuantifikasi
7.
Ruggedness & Robustness (Kekuatan
& Ketahanan)
Kedua
parameter ini menunjukkan kekuatan dan ketahanan dari metode analisa. Variasi
yang dapat digunakan pada Ruggedness
antara lain variasi analis/instrumen/waktu analisa. Sedangkan untuk parameter Robustness dapat dilakukan sedikit
modifikasi pada suatu proses yang dianggap critical dan sebaiknya
digunakan sampel produksi untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya mengenai
analisa terhadap obat jadi.
No comments:
Post a Comment