Menurut FI edisi IV, tablet adalah sediaan padat
yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Secara umum tablet
dibuat dengan 3 cara atau metode, yaitu granulasi basah (wet granulation),
granulasi kering (dry granulation) dan kempa langsung (direct
compression).
Komponen
yang terdapat dalam tablet antara lain bahan aktif dan bahan tambahan. Maksud
bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat bahan
yang akan ditablet. Macam bahan tambahan :
a.
Bahan pengisi (filler)
b.
Bahan pengikat (binder)
c.
Bahan penghancur (disintegrants)
d.
Bahan pelicin (lubricant)
e.
Zat pewarna (coloring agent)
f.
Glidant dan Antiadherent
g.
Pemanis (flavoring agent), khususnya untuk tablet
kunyah.
Metode kempa langsung digunakan apabila semua bahan pembuat obat memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang baik. Metode ini paling sederhana, bahan dimixing kemudian langsung di cetak.Sedangkan jika menggunakan metode granulasi digunakan untuk bahan yang sifat alir dan kompaktibilitasnya tidak baik. Tujuan granulasi adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau
kemampuan kempa. Metode granulasi kering digunakan untuk bahan yang tidak tahan pemanasan.
Pada metode granulasi basah diawali dari pengambilan bahan baku dari gudang
yang telah diluluskan oleh bagian QC. Pengeluaran bahan baku dari gudang untuk
proses produksi harus disertai dokumen Raw Material Requisition. Bahan
baku yang telah diambil dari gudang ditimbang di dalam ruang timbang. Bahan
yang telah ditimbang diberilabel / penandaan dan dimasukkan ke ruang produk
antara untuk menunggu proses granulasi dalam pembuatan tablet.
Proses selanjutnya adalah proses mixing, hingga terbentuk massa granul basah. Massa
granul basah diayak. Granul basah
yang diperoleh dikeringkan dengan fluid bed dryer (FBD) hingga diperoleh
granul kering. Pada proses ini dilakukan cek kadar air oleh bagian IPC. Granul
yang diperoleh dan telah kering dicampur dengan bahan penghancur dan bahan
pelicin di dalam mixer, pada proses ini dilakukan pemeriksaan
keseragaman kadar zat aktif terhadap granul oleh bagian analisa (laboratorium
analisa). Granul selanjutnya dicetak.
Tablet yang dihasilkan diperiksa oleh bagian IPC
meliputi pemeriksaan keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur
Sedangkan untuk pengujian disolusi dan kadar zat aktif dilakukan oleh bagian
analisa. Setelah tablet lulus uji, dimasukkan pada pengemasan primer yang
meliputi proses stripping. Dilakukan pemeriksaan kebocoran strip oleh bagian IPC. Selanjutnya dikemas
sekunder dan diperiksa penampilan, kelengkapan, dan penandaan oleh QC. Jika
lulus uji, dimasukkan ke dalam gudang produk jadi. Secara skematis alur proses
pembuatan tablet dengan metode granulasi basah disajikan dalam gambar berikut.
Perbedaan cara metode granulasi basah dan kering terletak pada cara pembuatan granulnya. Pada metode granulasi kering granul dibuat dengan cara di slugging (dikempa berulang-ulang).
Maaf mas apa boleh disertakan daftar pustakanya mas?
ReplyDelete